Jual beli menurut bahasa artinya
memberikan sesuatu dengan imbalan sesuatu atau menukarkan sesuatu dengan yang
lain. Menurut istilah artinya kesepakatan tukar menukar barang untuk memiliki
barang tersebut selamanya, dengan cara tertentu atau akad. Jual beli adalah
suatu kegiatan yang dilakukan dalam kehiduan manusia dalam rangka untuk
mempertahankan kehidupan mereka di tengah-tengah masyarakat.
B. Hukum Jual beli
Pada dasarnya hukum jual beli adalah
mubah (Al Baqarah : 275). Namun pada situasi tertentu bisa berubah menjadi
sunah, wajib, haram, dan makruh.
Jadi, Hukum jual beli adalah :
1. Mubah, artinya setiap orang Islam
dalam mencari nafkah boleh dengan cara jual beli.
2. Wajib, yaitu apabila dalam
mempertahankan hidup, jual beli hanya satu-satunya yang mungkin dilaksanakan oleh
seseorang.
3. Haram, yaitu jual beli tidak
memenuhi rukun dan syaratnya.
4. Sunah, yaitu jual beli kepada
seseorang yang sangat membutuhkan barang tersebut
Dasar hukum jual beli dalam Islam
difirmankan Allah SWT dalam Al Quran antara lain :
1.
Dalam
QS Al Baqarah : 275 yang artinya “Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba”.
2.
Dalam
QS. Al-Baqarah : 198 “Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil
perniagaan) dari Tuhanmu.”
3.
Dalam
QS An Nisa : 29 yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kalian”.
Jual-beli mempunyai rukun dan syarat
yang harus dipenuhi, sehingga jual-beli itu dapat dikatakan sah oleh syara’.
Apabila rukun atau syaratnya kurang jual beli dianggap tidak sah.
Rukun dan syarat jual beli yaitu :
1. Adanya Penjual dan pembeli
Syarat sahnya penjual dan pembeli
terdiri dari :
a. Berakal, agar dia tidak terkecoh. Orang yang
gila atau bodoh tidak sah jual belinya.
b. Dengan
kehendak sendiri
(bukan dipaksa).
c. Tidak mubazir (pomboros), sebab harta orang yang
mubazir itu ditangan walinya.
d. Balig (berumur 15 tahun keatas/dewasa).
Anak kecil tidak sah jual belinya.
2. Barang
yang diperjualbelikan
Syarat sahnya yaitu :
a. Suci. Barang najis tidak sah dijual dan
tidak boleh dijadikan uang untuk dibelikan, seperti kulit binatang atau bangkai
yang belum dimasak.
b. Ada manfaatnya.
c. Barang itu dapat diserahkan.
d. Barang
tersebut merupakan kepunyaan si penjual, kepunyaan yang diwakilinya,
atau yang mengusahakan.
e. Barang
tersebut diketahui oleh si penjual dan si pembeli,
zat, bentuk, kadar (ukuran), dan sifat-sifatnya jelas sehingga antara keduanya
tidak akan terjadi kecoh-mengecoh.
3. Nilai tukar (uang)
Syarat
sahnya antara lain :
a. Jelas jumlahnya
b. Dapat diserahkan saat transaksi
c. Halal
4. Aqad yaitu ijab dan qabul antara
penjual dan pembeli
Syarat
sahnya yaitu :
a. Orang yang mengucapkan baligh
b. Qabul sesuai dengan ijab
c. Dilakukan di satu majelis
Jual
beli dianggap sah apabila memenuhi syarat dan rukunnya, jual beli dianggap sah
tapi terlarang apabila jual beli itu memenuhi syarat dan rukun tetapi melanggar
larangan syara’ atau merugikan kepentingan umum. Bentuk-bentuk jual beli adalah :
1. Jual beli yang sah dan tidak
terlarang
a. Menyakiti perasaan pembeli
b. Menaikkan harga dengan sangat tinggi
di pasaran.
Sabda Rasulullah SAW :
“Janganlah diantara kalian menjual
diatas jual beli sebagian lainnya”. (Muttafaqun ‘Alaihi)
c. Jual beli yang dilakukan pada waktu akan
menunaikan ibadah jumat
d. Membeli atau menjual barang yang
sedang ditawar orang lain yang masih dalam masa khiyar.
e. Membeli barang pedagang kampung
dengan cara menghadangnya di tengah jalan.
f. Membeli barang untuk ditimbun.
g. Menjualbelikan barang yang sah tapi
untuk maksiat seperti membeli ayam jago untuk diadu (QS Al Maidah : 2)
h. Jual beli dengan maksud untuk menipu
2. Jual beli yang terlarang dan tidak
sah
a. Menjual air mani (sperma) binatang
jantan, karena tidak diketahui kadarnya dan tidak diterimakan.
b. Menjual sesuatu yang belum ada di
tangan.
c. Menjual dengan sistem ijon, artinya
jual beli yang belum jelas barangnya, seperti buah-buahan yang belum nyata
pantas dimakan.
d. Jual beli binatang ternak yang masih
dalam kandungan dan belum jelas apakah setelah lahir hidup atau mati
e. Jual beli benda najis, minuman
keras, babi, bangkai dan sebagainya.
F.
Macam-macam
khiyar
Khiyar adalah hak memilih bagi si
penjual dan pembeli untuk meneruskan atau membatalkan jual beli karena adanya
sesuatu hal. Macam-macam khiyar antara lain :
1. Khiyar majelis yaitu khiyar yang
berlangsung selama penjual dan pembeli masih di tempat jual beli
2. Khiyar syarat yaiu khiyar yang
dijadikan sebagai syarat pada waktu akad dan jual beli
3. Khiyar aib/cacat yaitu pembeli
memiliki hak pilih untuk mengurungkan akad jual belinya karena terdapat cacat pada barang yang dibelinya.
G.
Perilaku
yang mencerminkan kepatuhan terhadap hukum jual beli
Adanya praktek jual beli maka akan
menimbulkan sikap antara lain sebagai berikut :
1. Menumbuhkan dan membina ketentraman
jiwa dan kebahagiaan, karena dengan memperoleh keuntungan maka akan terpenuhi
hajat sehari-hari.
2. Dengan memperoleh keuntungan maka
nafkah untuk keluarga akan terpenuhi yang merupakan tanggung jawab yang harus
dilaksanakan.
3. Sebagai sarana ibadah, dengan
memperoleh keuntungan maka seorang muslim dihimbau untuk berinfak, shadaqah,
dan zakat.
4. Mengkondisikan kehidupan sosial yang
lebih sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA
Rubino,
Drs, Buku Modul Pendidikan Agama Islam, PT Mutiara Baru, Yogyakarta, 2007
1 komentar:
admin perbaiki yang no 1. jual beli yang sah dan tidak terlarang... isinya bertentangan dengan judul
Posting Komentar