Custom Text Widget

Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

JUAL BELI DALAM ISLAM


Jual beli menurut bahasa artinya memberikan sesuatu dengan imbalan sesuatu atau menukarkan sesuatu dengan yang lain. Menurut istilah artinya kesepakatan tukar menukar barang untuk memiliki barang tersebut selamanya, dengan cara tertentu atau akad. Jual beli adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam kehiduan manusia dalam rangka untuk mempertahankan kehidupan mereka di tengah-tengah masyarakat.
B.       Hukum Jual beli
Pada dasarnya hukum jual beli adalah mubah (Al Baqarah : 275). Namun pada situasi tertentu bisa berubah menjadi sunah, wajib, haram, dan makruh.
Jadi, Hukum jual beli adalah :
1.      Mubah, artinya setiap orang Islam dalam mencari nafkah boleh dengan cara jual beli.
2.    Wajib, yaitu apabila dalam mempertahankan hidup, jual beli hanya satu-satunya yang mungkin dilaksanakan oleh seseorang.
3.      Haram, yaitu jual beli tidak memenuhi  rukun dan syaratnya.
4.      Sunah, yaitu jual beli kepada seseorang yang sangat membutuhkan barang tersebut
Dasar hukum jual beli dalam Islam difirmankan Allah SWT dalam Al Quran antara lain :
1.     Dalam QS Al Baqarah : 275 yang artinya “Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”.
2.  Dalam QS. Al-Baqarah : 198 “Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari Tuhanmu.”
3.  Dalam QS An Nisa : 29 yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kalian”.

Jual-beli mempunyai rukun dan syarat yang harus dipenuhi, sehingga jual-beli itu dapat dikatakan sah oleh syara’. Apabila rukun atau syaratnya kurang jual beli dianggap tidak sah.
Rukun dan syarat jual beli yaitu :
1.   Adanya Penjual dan pembeli
Syarat sahnya penjual dan pembeli terdiri dari :
a.    Berakal, agar dia tidak terkecoh. Orang yang gila atau bodoh tidak sah jual belinya.
b.    Dengan kehendak sendiri (bukan dipaksa).
c.    Tidak mubazir (pomboros), sebab harta orang yang mubazir itu ditangan walinya. 
d.   Balig (berumur 15 tahun keatas/dewasa). Anak kecil tidak sah jual belinya.
2.   Barang yang diperjualbelikan
Syarat sahnya yaitu :
a.    Suci. Barang najis tidak sah dijual dan tidak boleh dijadikan uang untuk dibelikan, seperti kulit binatang atau bangkai yang belum dimasak.
b.     Ada manfaatnya.
c.     Barang itu dapat diserahkan.
d.    Barang tersebut merupakan kepunyaan si penjual, kepunyaan yang diwakilinya, atau yang mengusahakan.
e.    Barang tersebut diketahui oleh si penjual dan si pembeli, zat, bentuk, kadar (ukuran), dan sifat-sifatnya jelas sehingga antara keduanya tidak akan terjadi kecoh-mengecoh.
3.   Nilai tukar (uang)
Syarat sahnya antara lain :
a.    Jelas jumlahnya
b.    Dapat diserahkan saat transaksi
c.    Halal
4.   Aqad yaitu ijab dan qabul antara penjual dan pembeli
Syarat sahnya yaitu :
a.    Orang yang mengucapkan baligh
b.    Qabul sesuai dengan ijab
c.    Dilakukan di satu majelis
Jual beli dianggap sah apabila memenuhi syarat dan rukunnya, jual beli dianggap sah tapi terlarang apabila jual beli itu memenuhi syarat dan rukun tetapi melanggar larangan syara’ atau merugikan kepentingan umum. Bentuk-bentuk jual beli adalah :
1.    Jual beli yang sah dan tidak terlarang
a.    Menyakiti perasaan pembeli
b.    Menaikkan harga dengan sangat tinggi di pasaran.
Sabda Rasulullah SAW :
“Janganlah diantara kalian menjual diatas jual beli sebagian lainnya”. (Muttafaqun ‘Alaihi)
c.     Jual beli yang dilakukan pada waktu akan menunaikan ibadah jumat
d.   Membeli atau menjual barang yang sedang ditawar orang lain yang masih dalam masa khiyar.
e.    Membeli barang pedagang kampung dengan cara menghadangnya di tengah jalan.
f.     Membeli barang untuk ditimbun.
g.    Menjualbelikan barang yang sah tapi untuk maksiat seperti membeli ayam jago untuk diadu (QS Al Maidah :  2)
h.    Jual beli dengan maksud untuk menipu
2.   Jual beli yang terlarang dan tidak sah
a.    Menjual air mani (sperma) binatang jantan, karena tidak diketahui kadarnya dan tidak diterimakan.
b.    Menjual sesuatu yang belum ada di tangan.
c.    Menjual dengan sistem ijon, artinya jual beli yang belum jelas barangnya, seperti buah-buahan yang belum nyata pantas dimakan.
d.   Jual beli binatang ternak yang masih dalam kandungan dan belum jelas apakah setelah lahir hidup atau mati
e.    Jual beli benda najis, minuman keras, babi, bangkai dan sebagainya.
F.        Macam-macam khiyar
Khiyar adalah hak memilih bagi si penjual dan pembeli untuk meneruskan atau membatalkan jual beli karena adanya sesuatu hal. Macam-macam khiyar antara lain :
1.    Khiyar majelis yaitu khiyar yang berlangsung selama penjual dan pembeli masih di tempat jual beli
2.    Khiyar syarat yaiu khiyar yang dijadikan sebagai syarat pada waktu akad dan jual  beli
3.    Khiyar aib/cacat yaitu pembeli memiliki hak pilih untuk mengurungkan akad jual belinya karena  terdapat cacat pada barang yang dibelinya.
G.       Perilaku yang mencerminkan kepatuhan terhadap hukum jual beli
Adanya praktek jual beli maka akan menimbulkan sikap antara lain sebagai berikut :
1.      Menumbuhkan dan membina ketentraman jiwa dan kebahagiaan, karena dengan memperoleh keuntungan maka akan terpenuhi hajat sehari-hari.
2.      Dengan memperoleh keuntungan maka nafkah untuk keluarga akan terpenuhi yang merupakan tanggung jawab yang harus dilaksanakan.
3.      Sebagai sarana ibadah, dengan memperoleh keuntungan maka seorang muslim dihimbau untuk berinfak, shadaqah, dan zakat.
4.      Mengkondisikan kehidupan sosial yang lebih sejahtera.





DAFTAR PUSTAKA
Rubino, Drs, Buku Modul Pendidikan Agama Islam, PT Mutiara Baru, Yogyakarta, 2007


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

muhammad wa'il mengatakan...

admin perbaiki yang no 1. jual beli yang sah dan tidak terlarang... isinya bertentangan dengan judul

Posting Komentar